POSTING

Jika ingin memberi komentar blog ini mohon kirimkan naskah/ komentar ke

Selasa, 30 Maret 2010

KISAH KELUARNYA BANGSA ISRAEL DARI MESIR KE KANAAN 4

Selama berada di padang gurun, yaitu di dalam perjalanan hidup manusia, kita dapat melihat dua kelompok orang Kristen. Bagian yang terbesar adalah orang Kristen yang suka mengeluh, suka marah kepada Tuhan, cepat menyerah dan menyakiti hati Tuhan dengan menyembah Allah lain (Kel 32:1-5), mereka ini tidak masuk ke tanah perjanjian. “Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. … Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun. Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, dan supaya jangan kita menjadi penyembah2 berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: “Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.” Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut. Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, dimana zaman akhir telah tiba.” (1 Korintus 10:1, 5-11). Oleh karena itu, jika hari ini kita sudah mendengarkan perintah Tuhan, jangan keraskan hati kita sehingga kita tidak dapat masuk ke Tanah Perjanjian yang adalah lambing dari Sorga itu. “Karena kita beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula. Tetapi apabila pernah dikatakan: “Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman”, siapakah mereka yang membangkitkan amarah Allah, sekalipun mereka mendengar suaraNya? Bukankah mereka semua yang keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa? Dan siapakah yang Ia murkai empat puluh tahun lamanya? Bukankah mereka yang berbuat dosa dan yang mayatnya bergelimpangan di padang gurun? Dan siapakah yang telah Ia sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentianNya? Bukankah mereka yang tidak taat? Demikianlah kita lihat, bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka.” (Ibrani 3:14-19).

MUSA
Musa adalah gambaran dari Yesus. Sebagaimana Musa melepaskan orang-orang Israel dari perbudakan di Mesir, dan membawa mereka ke Kanaan, demikian juga halnya dengan Yesus, yang melepaskan orang berdosa dari perbudakan dunia dan membawa mereka ke kerajaanNya yang terang. “…kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diriNya Karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendah Allah dan Bapa kita.” (Gal 1:3-4) “Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam kerajaan AnakNya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.” (Kol 1:13-14) “…dan dari Yesus Kristus, saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya.’ (Wahyu 1:5) Paulus pernah berkata, “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (Roma 7:24-25).
Pelajaran typology Musa dan Kristus yang lengkap dapat dilihat pada pelajaran Khusus Manna Sorgawi Edisi Februari 2001. Di sini hanya dibahas beberapa gambaran saja.
1. Akan dibunuh ketika masih bayi. Musa: “Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: “Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil …” (Keluaran 1:22). Yesus: “Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, …” (Matius 2:16b).
2. Melepaskan haknya sebagai anak raja. Musa: “Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun.” (Ibrani 11:24). Yesus: “…Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, …” (Filipi 2:5-7).
3. Berpuasa selama 40 hari. Musa: “Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN 40 hari 40 malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air.” (Keluaran 34:28a). Yesus: “Dan setelah berpuasa 40 hari dan 40 malam, akhirnya laparlah Yesus.” (Matius 4:2).
4. Menderita bagi saudara-saudaranya. Musa: “…karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah …” (Ibrani 11:25). Yesus: “…, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.” (Yohanes 11:51-52).
5. Pengantara antara Allah dan manusia. Musa: “Dan TUHAN memberikan kepada Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan di di gunung Sinai, kedua loh hokum Allah, loh batu, yang ditulisi oleh jari Allah.” (Keluaran 31:18). Yesus: “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.” (1 Timotius 2:5). --- (selesai)

KISAH KELUARNYA BANGSA ISRAEL DARI MESIR KE KANAAN 3

Pada akhirnya, setelah Tuhan medatangkan sepuluh tulah kepada bangsa Mesir, barulah Firaun mau melepaskan bangsa Israel. Pada saat Tuhan ingin membunuh semua anak sulung orang mesir dan hewan-hewan, bangsa Israel diharuskan mengadakan perayaan Paskah. Darah domba yang mereka sembelih harus dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan ambang atas, dan ketika Tuhan melihat darah ini, Ia tidak akan membunuh anak sulung orang Israel. Kisah ini menubuatkan tentang penebusan orang berdosa dengan pengorbanan Yesus di kayu salib karena Yesus disebut juga sebagai Domba Paskah kita. “Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.” (1 Korintus 5:7b). jadi sebagaimana orang-orang Israel diselamatkan dari kematian dan dibawa keluar mesir dengan mengorbankan anak domba, demikian juga orang2 berdosa diselamatkan dari kematian kekal dan dibawa keluar dari ikatan dosa dengan korban darah Yesus. “Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri.” (Kisah Para Rasul 20:28).

Dipisahkan
Rencana penyelamatan Allah tidak berhenti hanya sampai pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, tetapi rencana penyelamatan itu terus berlanjut dengan memisahkan bangsa Israel sebagain bangsa milik Tuhan hingga mereka masuk ke tanah Kanaan (Imamat 20:24, 26). Pemisahan bangsa Israel berbicara soal pengudusan kehidupan kita. Beberapa peristiwa yang menarik untuk disimak di dalam proses pemisahan bangsa Israel yang dapat dijadikan bahan introspeksi bagi kehidupan rohani kita adalah:
• Bangsa Israel dituntun oleh tiang api dan tiang awan (Kel 13:21-22) yang menggambarkan tuntunan Roh Kudus bagi setiap orang percaya. “…Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya. …tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, … Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. … Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran …” (Yohanes 14:16, 26; 16:13).
• Bangsa Israel menyeberangi Laut Teberau (Keluaran 14:21-22) yang menggambarkan babtisan air. “Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibabtis dalam awan dan dalam laut.” (1 Korintus 10:2). Babtisan air menjadi pernyataan bagi orang Kristen bahwa mereka adalah pengikut Kristus.
• Ada nyanyian dan tarian sebagai ucapan syukur dan puji-pujian bagi Tuhan yang telah menyelamatkan mereka (Keluaran 15:1-21). Demikian juga seharusnya orang-orang Kristen yang telah dibebaskan, seharusnya memuji den mengucap syukur kepada Tuhan. “…, tetapi hendaklah kamu penuh dengan roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam Mazmur, kidung puji2an dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita.” (Efesus 5:18-20).
• Orang Israel mulai melihat keajaiban tangan Tuhan di dalam menuntun mereka, yaitu dengan menjadikan air di Mara yang pahit menjadi manis (Keluaran 15:22-27) dan mereka makan daging burung puyuh (Keluaran 16:13). Tuhan ingin menyenangkan hati kita dengan memberikan apa yang kita inginkan, bahkan sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan. “Tetapi seperti ada tertulis: Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” (1 Korintus 2:9). Yesus berkata, “Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam namaKu. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.” (Yohanes 16:24).
• Orang Israel makan manna yang turun dari langit (Keluaran 16:4, 13-15). Manna dari langit melambangkan Yesus sendiri. “Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan daripadanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” (Yohanes 6:49-51).
• Orang Israel minum air yang keluar dari gunung batu (Keluaran 17:6), hal ini melambangkan orang-orang Kristen yang minum dari batu karang yang satu, yaitu Yesus Kristus. “Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.” (1 Korintus 10:3-4).
• Di dalam proses pemisahan itu yang menuju ke tanah Kanaan, orang Israel mendapatkan Kesepuluh Firman, peraturan-peraturan ibadah dan social, yang pada intinya semua itu bermuara kepada kasihilah Tuhan dan sesama. “Guru, hokum manakah yang terutama dalam hokum taurat?” jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hokum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hokum inilah tergantung seluruh hokum Taurat dan kitab para nabi.” (Matius 22:36-40).

KISAH KELUARNYA BANGSA ISRAEL DARI MESIR KE KANAAN 2

Diselamatkan
Di dalam penindasan yang begitu berat, orang-orang Israel kemudian berteriak kepada Tuhan, bahkan dikatakan mereka mengerang, agar Tuhan melepaskan mereka dari penderitaan itu (Keluaran 2:23-24). Namun sekalipun penderitaan itu pahit dan berat, ada juga orang-orang yang tidak mau dilepaskan dari penderitaan itu. Hal ini dapat kita lihat dari gerutu orang-orang Israel kepada Musa ketika mereka dibawa keluar Mesir, “Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kau perbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukan-kah ini telah kami katakana kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan Bi-arlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir daripada mati di padang gurun ini.” (Keluaran 14:11-12). Banyak orang yang masih menyukai kehidupan yang diperbudak oleh dosa atau sesuatu yang lain. Yesus mengomentari hal ini secara tegas, “Dan inilah hukuman itu: Terang telah dating ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.” (Yohanes 3:19).
Tuhan mendengar jerit teriak minta tolong dari bangsa Israel, lalu Tuhan mengutus Musa untuk membebaskan mereka dengan membawa mereka keluar dari tanah Mesir. “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umatKu di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah2 mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepadaKu; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Jadi sekatrang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umatKu, orang Israel, keluar dari Mesir.” (Kel 3:7-10).
Untuk membebaskan orang Israel dari penindasan Firaun ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Firaun tidak mau mengizinkan bangsa Israel pergi, sekalipun hanya cuti selama 3 hari untuk melakukan ibadah kepada Allah mereka (Kel 5:3). Firaun ingin agar orang-orang Israel tidak meninggalkan sedetikpun pekerjaan mereka, oleh karena itu pekerjaan mereka diperberat, “Pekerjaan orang2 ini harus diperberat, sehingga mereka terikat kepada pekerjaannya dan jangan mempedulikan perkataan dusta.” (Keluaran 5:9).

KISAH KELUARNYA BANGSA ISRAEL DARI MESIR KE KANAAN 1

Pelajaran Typologi
Kisah keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir menuju ke Tanah Perjanjian Kanaan, yang memakan waktu selama 40 tahun berputar-putar di padang gurun dengan Musa sebagai pemimpin mereka, sudah tidak asing lagi bagi kita. Tetapi apakah pembaca mengetahui bahwa kisah keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir dan perjalanan panjang yang luar biasa itu, juga merupakan sebuah pelajaran typology yang menarik dan mempunyai makna rohani tentang perjalanan kehidupan rohani kita? Kali ini kami mengajak bapak/ ibu/ sdr tercinta untuk merenungkan, mendalami dan menikmati kebesaran rencana penyelamatan Tuhan melalui kisah keluarnya bangsa Israel dari Mesir.

Tanah Mesir
Tanah Mesir terletak dekat sungai Nil, yang terdiri dari dua bagian: sebelah utara yang disebut Delta Nil atau Mesir Bawah dan sebelah selatan disebut Mesir Atas. Tanah Mesir merupakan salah satu tempat peradaban manusia yang tertua dan menarik di permukaan bumi ini. Peradaban mesir ditandai dengan banyaknya bangunan, patung pahatan dan pyramid-piramid yang termasuk dalam urutan pertama tujuh keajaiban dari dunia purba. Kesuburan tanah di sepanjang pantai Sungai Nil membuat tanah Mesir melimpah dengan hasil pertaniannya. Dengan adanya pembangunan kota, seni pahat patung, pertanian yang berhasil dan aktivitas kehidupan keagamaan yang ditandai dengan penyembahan kepada Dewa Matahari Re, Dewa Seniman Ptah, Dewa Dunia Kekekalan Osiris dan istrinya Dewi Isis sebagai Dewi Kesuburan dan anak mereka Horus sebagai Dewa Terbitnya Matahari dan dewa-dewa lainnya, maka lengkaplah sudah Mesir sebagai pusat peradaban manusia yang tertinggi pada masa itu. Itulah sebabnya Mesir seringkali ditafsirkan oleh para ahli Alkitab sebagai perlambang dari “dunia”, dimana terjadi segala macam aktivitas manusia termasuk perbuatan-perbuatan dosa yang dibenci Tuhan.
Mengapa sampai bangsa Israel ada di Mesir? Pada awalnya Abraham dibawa oleh ayahnya, yaitu Terah, dari Ur-Kasdim pindah ke Kanaan (Kej 11:31). Terah meninggal di Haran dalam perjalanan ke Kanaan (Kej 11:32). Sesuai perintah Tuhan, Abraham meneruskan perjalanannya ke Kanaan, akhirnya menetap di Negeb. Karena terjadi kelaparan, Abraham pergi ke Mesir, namun ia kembali lagi ke tanah Negeb. Abraham memperanak Ishak dan kemudian Ishak memperanak Yakub (Israel). Pada zaman Yakub inilah kembali terjadi masa kelaparan yang hebat selama 7 tahun. Akhirnya keluarga Yakub pindah ke Mesir karena di Mesir ada Yusuf, yaitu anak Yakub yang dijual oleh saudara-saudara Yusuf. Yusuf pada waktu itu menjadi penguasa di Mesir. Di Mesir inilah kemudian bangsa Israel menjadi bertambah banyak. Ketika Yusuf meninggal dan raja Mesir yang baru tidak “mengenal” Yusuf, mulailah bangsa Israel ditindas oleh orang Mesir.

Bangsa Israel
Bangsa Israel melambangkan orang berdosa, yang mengalami tiga macam pemrosesan di dalam kehidupan ini, yaitu:
1. Diperbudak 2. Diselamatkan 3. Dipisahkan


Diperbudak
Tanpa kita sadari banyak di antara kita yang menjadi budak pekerjaan kita seperti halnya bangsa Israel yang diperbudak oleh Firaun menjadi pekerja rodi untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berat (Keluaran 1:11-14). Penindasan oleh Firaun bukan hanya sebatas pemaksaan untuk bekerja keras membuat batu bata bagi pendirian kota-kota perbekalan Firaun, namun sampai kepada pemerkosaan hak untuk hidup, yaitu dengan membantai semua anak laki-laki. Tujuan dari penindasan ini jelas, yaitu:
• Agar bangsa Israel tidak bertambah banyak atau berkembang (Keluaran 1:10). Dengan kesibukan kita di dalam berbagai pekerjaan, kita tidak akan berkembang, baik secara rohani, maupun secara kuantitas sebagai gereja Tuhan. Kita dipaksa untuk melupakan Tuhan dengan dijejali pekerjaan yang banyak.
• Agar hidup bangsa Israel menjadi pahit (kel 1:14). Kerasnya hidup yang kita rasakan karena harus terus bekerja siang dan malam dan setiap hari, dapat membuat hati kita menjadi pahit: ada rasa kecewa terhadap Tuhan, tawar hati, jenuh, capek dll. Akhirnya kita tidak peduli dan tidak dapat menjadi garam dan terang dunia seperti yang Tuhan inginkan.
Marilah kita mengintrospeksi kehidupan kita saat ini, adakah kita secara pribadi masih berada di dalam penindasan atau perbudakan sesuatu hal yang membuat hidup kita menjadi penuh dengan kepahitan dan tidak bertumbuh sebagai orang Kristen secara wajar sehingga tidak dapat menjadi garam dan terang dunia bagi lingkungan kita?