POSTING

Jika ingin memberi komentar blog ini mohon kirimkan naskah/ komentar ke

Senin, 19 April 2010

KEHENDAK TUHAN VS KEHENDAK DIRI

KEHENDAK TUHAN VS KEHENDAK DIRI

Stephany (Bukan nama asli) seorang mahasiswi yang sedang pacaran dengan John (Bukan nama asli). Mereka berdua mentaati panggilan Tuhan untuk melayani sepenuh waktu. Suatu hari, terjadi pertengkaran di antara mereka dan sama-sama bertahan pada kebenaran masing¬masing. Stephany bertanya-tanya soal kehendak Tuhan, lalu berdoa: "Ya Tuhan, saya tidak tahu apakah John adalah calon suamiku yang sesuai dengan kehendak-Mu. Jika kehendak-Mu, biarlah sore ini dia datang meminta rnaaf kepadaku. Jika dia tidak datang, maka aku tahu itu bukan kehendak-Mu. Amin." Temyata benar, sore harinya John datang meminta maaf kepada Stephany dan akhirnya memang mereka berhasil memasuki pernikahan. Tetapi benarkah kehendak Tuhan ditentukan dengan " Jawaban doa " seperti yang dilakukan Stephany?
Berikut ini kesaksian yang hampir sama. James (Bukan nama asli), seorang guru Sekolah Minggu yang setia sedang pacaran dengan Rose (Bukan nama asli), seorang aktifis Kornisi Pemuda yang tinggal di kota lain. Mereka pacaran lewat surat. Terjadilah, perbedaan pendapat dan Rose tidak membalas surat James. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya James berdoa: "Ya Tuhan, saya tidak tahu apakah Rose adalah calon istriku yang sesuai dengan kehendak-Mu. Berilah saya tanda Tuhan. Jika kehendak-Mu, biarlah hari ini sebelum jam 12 suratnya datang. Jika tidak, itu tandanya bukan kehendak-Mu. Arnin." Ternyata benar, siang hari, sebelum jam 12 surat Rose datang. Namun pacaran mereka akhirnya putus di tengah jalan dan masing-masing mereka menikah dengan orang lain.
Saudara, dua contoh yang mirip menunjukkan kepada kita bahwa kehendak Tuhan tidaklah ditentukan oleh `tanda ' yang kita ciptakan sesuai dengan kehendak diri kita, walaupun kadangkala Tuhan berbelas kasihan memberikan 'jawaban doa ' yang pas dengan kemauan kita. Kehendak Tuhan tidak bergantung kepada pengalaman kita, situasi kondisi kita, perasaan kita, ataupun "Sesuatu " kita yang kelihatannya pas dengan kehendak kita.
Untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan jelas dan benar kita harus kembali kepada Firman Tuhan yang adalah merupakan isi hati Allah yang dituangkan ke dalam bahasa manusia melalui inspirasi kepada para hamba-Nya. "Segala tulisan (Alkitab) adaluh inspirasi (Nafas) Allah yang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. " (II Timotius 3:16).
Dengan demikian Alkitab menjadi satu-satunya ukuran/standar untuk mencari dan menemukan kehendak Allah bagi setiap aspek kehidupan manusia. Dengan kata lain jika Saudara hidup dalam "Kerangka " (Framework) Firman Allah, Saudara telah hidup sesuai dengan kehendak Allah. Masih bingung dalarn mengenal kehendak Allah? Bukalah Alkitabmu dan mulailah membaca dan mencarinya, maka engkau akan menemukan kehendak¬Nya. Jangan bermain-main dengan menciptakan "Kehendak diri" atau meminta "Tanda-tanda " buatan sendiri, karena Alkitab sudah cukup dan masih tetap relevan hingga masa kini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar