POSTING

Jika ingin memberi komentar blog ini mohon kirimkan naskah/ komentar ke

Minggu, 31 Januari 2010

SEJARAH SINGKAT GKJW JEMAAT TUNJUNGSEKAR

Sejarah berdirinya GKJW Jemaat Tunjungsekar tidak dapat dipisahkan dengan jemaat Tulangbawang sebagai jemaat induk yang membesarkannya. Sepuluh tahun setelah Tulangbawang didewasakan (30 september 1975), perkembangan warga di wilayah pelayanan bagian utara sangat pesat, sehingga dibentuk Rayon Utara meliputi kelompok 11,12, dan 13. Ketiga kelompok ini mencakup Pandanwangi, Blimbing, Sudimoro, Tunjungsekar, Purwodadi dan Arjosari
Sehubungan dengan kesulitan transportasi untuk beribadah ke Tulangbawang saat itu, maka diusulkan mendirikan tempat ibadah untuk warga Rayon Utara. Lokasi yang dimaksud adalah tabah seluas 240 m2 persembahan keluarga Bp. Pramono DW, yang terletak di sudimoro. Ketika panitia pembangunan tempat ibadah belum sempat bekerja, Majelis Jemaat Tulangbawang disarankan oleh Walikota KDH TK II Malang Dr Tom Uripan Nitihardjo,SH agar mencari lokasi yang lebih luas, sehingga kelak dapat menampung jemaat yang lebih banyak. Tuhan memberkati akhirnya mendapatkan tanah di jl. Piranha Atas, desa Tunjungsekar seluas 1690 m2 yang kelak menjadi gedung gereja yang ditempati saat ini. Tanah ini dibeli dari penduduk persembahan keluarga Bp. Pramono DW.
Berbekal tanah tersebut, maka dimulailah rencana pembangunan gedung gereja dengan membentuk panitia pembangunan gereja. Perjanjian diurus, pendanaan digalang, Doa dan permohonan dinaikan, jatuh bangun panitia pembangunan tetap berusaha untuk mewujudkan asa/harapan yang menjadi visi para pendahulu pendiri gereja . Beberapa ibadah simbolis dilaksanakan diatas tanah yang dibangun, akhirnya Tuhan mendengarkan dan memperhatikan kerja keras, cucuran keringat dan doa umatnya. Pada tanggal 5 Agustus 1988 dilakukan upacara peletakan batu pertam oleh Walikota KDH Tk II Malang Dr Tom Uripan,SH disaksikan oleh beberapa pejabat pemerintah POLRI dan TNI, demikian juga panitia dan warga gereja lainnya.
Batu pertama adalah batu marmer berukuran panjang 40 cm, lebar 30 cm dan tebal 20 cm dibubuhi prasasti ” Karena tidak seorangpun yang dapat meletakan dasar lain daripada dasar yang diletakan yaitu Yesus Kristus ” (I Korintus 3: 11). Batu pertama ini dibungkus dengan mika kemudian ditanam tepat pada titik diagonal bangunan gereja yang akan didirikan.
Ketika pelaksanaan pembangunan gedung gereja dimulai, pelayanan ibadah kelompok Rayon Utara terus berjalan. Sedangkan pelayanan ibadah minggu dilaksanakan dirumah keluarga Matias Poeger Jl Piranha Bawah 49. Karena bertambahnya warga sehingga rumah tidak dapat menampung lagi, maka ibadah minggu dipindahkan ke rumah keluarga Bp. Djoko di jl. Piranha Atas. Pada tahun 1991, kegiatan ibadah minggu, ibadah anak dan kegiatan gerejani lainnya dipindahkan ke gedung gereja, meskipun pada saat itu belum selesai pembangunannya.
Dua kelompok rayon utara yang menjadi inti calon jemaat Tunjungsekar adalah kelompok 12 dan 13 dan beberapa warga kelompok 11 jemaat Tulangbawang.Perkembangan warga begitu cepat, seiring dengan pengembangan kota Malang bagian utara, maka warga yang bergabung semakin meluas sampai ke karanglo, tunjungtirto bahkan sampai ke mondoroko. Untuk lebih mengintensifkan pelayanan kelompok 13 dikembangkan menjadi kelompok 13 dan 14. Tiga kelompok ini yang kemudian menajdi kekuatan sebagai calon jemaat untuk diusulkan pendewasaannya.
Proses pembangunan terus berjalan, dari tiga buah rancang bangun gedung gereja yang dipersiapkan oleh panitia, salah satu disetujui dan hasilnya seperti apa yang dapat dilaht saat ini tahun (2006). Pembangunan gedung berjalan lambat, karena sering terbentur dengan kondisi pendanaan, namun dengan kekuatan dan keyakinan bahwa Allah akan mencukupi segala kebutuhan, kegigihan panitia dan warga tidak surut. Setelah melampaui 6 (6) tahapanpembangunan yang melelahkan, hingga kepanitiaan ganti dua kali, akhirnya pada tanggal 24 Maret 1996 rumah ibadah GKJW Tunjungsekar diresmikan pemakaiannya oleh Walikota KDH Tk II Malang, yang waktu itu dijabat oleh Bp Soesamto. Peresmian pemakaian rumah ibadah bersamaan dengan “ Ibadah Pendewasaan Jemaat” yaitu peningkatan status dari calon jemaat menjadi JEMAAT Tunjungsekar oleh ketua Majelis Agung Prof Wismo Adi Wahono Phd. Mulai saat itu jemaat Tunjungsekar menjadi jemaat yang mandiri dan setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai hari jadi jemaat Tunjungsekar.
Setelah jemaat dewasa kelompok 12,13,14 menjadi kelompok 1,2,3. Pertumbuhan jemaat terus berlanjut, warga jemaat terus bertambah, maka pada pleno Majelis Jemaat Tunjungsekar tanggal 26 Oktober 1997, pelayanan warga dipecah menjadi 7 kelompok yaitu kelompok 1 menjadi kelompok 1 dan 2 baru kelompok 2 lama menjadi kelompok3 dan 4 baru kelompok 3 menjadi kelompok 5, 6 dan tujuh baru dan pada tahun 2007 kelompok 7 dipecah menaji kelompok 7 baru dan kelompok 8 (banjararum dan mondoroko)
Perjalanan sampai tahun yang kesepuluh jemaat dilayani oleh dua orang pendeta. Pertama Pdt Ardi Tjahyo Wibowo,STh yang bertugas mulai maret 1996 sampai dengan September 2003 yang kemudian dimutasikan ke jemaat Tempursari . Periode September 2003 sampai dengan saat ini dilayani Bp. Pdt Adi Sanyoto STh yang sebelumnya bertugas di Jemaat Simomulyo Surabaya
Pada perkembangannya berkat kasih penyertaan pemeliharaan Tuhan Yesus Sang Kepala Gereja dicurahkan atas Jemaat Tunjungsekar tercermin dari RAPBJ SEBAGAI BERIKUT
Tahun 1996 KK 125 Warga 458 RAPBJ 12.000.000
Tahun 1997 KK 130 Warga 451 RAPBJ 21.000.000
Tahun 1998 KK 155 Warga 552 RAPBJ 40.000.000
Tahun 1999 KK 154 Warga 540 RAPBJ 48.000.000
Tahun 2000 KK 156 Warga 518 RAPBJ 50.000.000
Tahun 2001 KK 171 Warga 566 RAPBJ 76.000.000
Tahun 2002 KK 167 Warga 563 RAPBJ 90.000.000
Tahun 2003 KK 180 Warga 600 RAPBJ 108.000.000
Tahun 2004 KK 187 Warga 614 RAPBJ 123.000.000
Tahun 2005 KK 178 Warga 591 RAPBJ 155.000.000
Tahun 2006 KK ….. Warga ….. RAPBJ 190.000.000
Perkembangan pergantian majelis Tunjungsekar sampai dengan saat ini sudah berganti 5 daur dari tahun 1998-2000, 2001-2003, 2004-2006, 2007-2009 dan 2010-2012
Dalam perkembangannya jemaat semakin meningkat yang kemudian diikuti oleh peningkatan kuantitas dan kualitas kegiatan komisi-komisi dan pada tahun-tahun yang terus berjalan ada perubahan interior gereja serta adanya pembangunan pagar sebelah barat gereja pada tahun 2009 yang dilanjutkan pembanganunan balai serbaguna di timur gereja yang dimulai pembangunannya ( peletakan batu pertama) pada hari senin 11 Januari 2010.
Demikian sejarah singkat yang diambil dari buku kenangan satu dasawarsa GKJW Jemaat Tunjungsekar tahun 2006 .Mari kita bersama banyak berbuat untuk kemulyaanNya ( Tuhan Yesus) Sang Gembala Yang Agung.
Tuhan yesus memberkati kita , Amiiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar